Jumat, 25 November 2011

STROKE

A.    Definisi
Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang di karenakan berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi. Kadang stroke disebut dengan CVA (cerebrovascular accident). Orang awam cenderung menganggap stroke sebagai penyakit, tetapi para Dokter justru menyebutnya sebagai gejala klinis yang muncul akibat pembuluh darah jantung (kardiovaskular) yang bermasalah, penyakit jantung, atau keduanya secara bersamaan. (Adib, 2009:162).


Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vaskuler dasar, misal aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme, dan kelainan perkembangan.
Menurut WHO (1989), stroke adalah defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena.
Stroke juga disrtikan sebagai gangguan fungsional otak yang bersifat:
-          Fokal dan atau global
-          Akut
-          Berlangsung antara 24 jam atau lebih
-          Disebabkan aliran darah otak
-          Tidak disebabkan karena trumor/infeksi
Adip (2009:170) menjelaskan bahwa stroke dibangi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik:
1.        Stroke iskemik adalah tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah keotak sebagian atau keseluruhan terhenti. Stroke iskemik dibangi menjadi tiga jenis yaitu:
a.       Stroke trombotik         : proses terbentuknya thrombus yang membuat
                                      penggumpalan.
b.      Stroke embolik            : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
c.   Hipoperfusion        :berkurangnya aliran darah keseluruh baguan   tubuh karena adanya gangguan denyut jantung. 
2.        Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabnkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Stroke hemoragik  dibangi menjadi dua yaitu : 
       a.    Hemoragik intraseberal        :pendarahan yang terjadi di dalam   jaringan  Otak. 
     b.   Hemoragik subaraknoid      : pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan  otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Dalam Komang dkk (2010:04) pun dijelaskan bahwa stroke dapat digolonkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan penyakit yang tak jauh berbeda pula seperti pembagian menurut Adip di atas.
·                   Sesuai dengan perjalanan penyakit , stroke dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Serangan iskemik sepintas (TIA) : merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan menghilang dalam bebrapa menit sampai beberapa jam.
2.      Progresif/inevolution (Stroke yang sedang berkembang) : perjalanan stroke berlangsung perlahan meskipun akut. Stroke dimana defisit neurologisnya terus bertambah berat.
3.      Stroke lengkap/ completed: gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan sedikit perbaikan. Stroke dimana defisit neurologisnya pada saat onset lebih berat, kemudian bisa membaik/menetap.

·                   Klasifikasi berdasarkan patologi:
1.      Stroke hemorragie: stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebabnya antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa.
2.      Stroke non hemorragie: stroke yang disebabkan embolus dan trhombus sehingga peredaran darah otak terganggu yang menyebabkan suplai darah ke jaringan tidak adekuat, akibatnya terjadi iskemik/infark jaringan dan lebih lanjut mengakibatkan defisit neurologi reversible/irreversible.
Stroke merupakan penyakit yang menjadi momok bagi manusia. Selain itu, Stroke menyrrang dengan tiba-tiba. Orang yang menderita stroke sering tidak menyadari bahwa dia terekena stroke. Tiba-tiba saja, penderita merasakan dan mengalami kelainan seperti lumpuh pada sebagia sisi tubuhnya, bicara pelo, pandangan kabur, dan lain sebagainy tergantung bagian otak mana yang terkena.

B.     Etiologi
Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi, yang menimbulkan, perdarahan intraserebral, dan ruptur aneurisme sakular.
Secara umum, stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus atau penyakit Vascular perifer. Penyebab lainnya adalah migran, hiperkoaguli, kelaianan hematologi seperti anemia sel sabit, polisitemia, dan leukimia (komang dkk, 2010:05).
Hambatan dari suatu artreri di otak oleh suatu bekuan atau gumpalan (thrombosis) adalah penyebab yang paling umum dari suatu sroke. Bangunan dari otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat kemudian dicabut atau dirampas darah dan oksigenya. Sebagai akibat dari pencabutan atau perampasan darah dan oksigen, sel-sel dari bangian otak tersebut mati. Secara khas, suatu bekuan atau gumpalan berbentuk dalam sebuah pembuluh darah kecil di dalam otak yang sebelumnya telah dipersempit yang disebabkan oleh suatu keanekaragaman faktor-faktor resiko  antara lain :
a.         Faktor resiko mayor
Faktor risiko mayor (faktor dominan), biasanya merupakan penyakit dan gangguan lain yang memang sudah bersarang di tubuh penderita stroke.faktor resiko mayor diantaranya yaitu:
1.      Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Dapat disebabkan oleh aterosklerosis. Proses ini dapat meniumbulkan pecahnyapembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah serebral.
2.      Penyakit jantung
3.      Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis
4.      Polisitemia ruba vera
yaitu jumlah sel darah merah yang berlebihan dan  menyebabkan darah menggumpal lebih mudah itu merupakan salah satu faktor risiko stroke (Indriani, 2002:9).
5.      Pernah terserang stroke
6.      Hiperlipidemia ( peninggian kadar lipid dalam darah)
7.      Gangguan pembuluh darah
8.      Penyakit pada katup jantung
9.      Mengerasnya pembuluh arteri
10.  dan ketidaknormalan irama jantung seperti atrial fibrilation.
b.        Faktor resiko minor
Faktor risiko minor adalah faktor yang biasanya terjadi karena faktor gaya hidup dan pola makan yang tidak memperhatikan berbagai akibat negatif dari pola dan gaya hidup tersebut. Selain itu faktor budaya dan lingkungan juga termasuk faktor risiko minor. Faktor risiko minor tersebut antara lain:
1.    Kolesterol tinggi
Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentukny embolus dari lemak.
2.    Diabetes militus (DM)
Berpotensi mengalami stroke karena dua alasan yaitu terjadinya peningkatan fiskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya serebral dan adanyta kelainan mikrovaskuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.
3.    Hipertensi
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dapat merusak arteri, diikuti oleh penyempitan dan akhirnya penyumbatan. Hipertensi menyebabkan lemak terbentuk dan mengakibatkan aneurisme, tempat kantong-kantong kecil atau pembengkakan muncul di dinding arteri yang melemah (Indriani, 2009:7). Haemorrhagic stroke dapat juga terjadi pada mereka yang tidak menderita hipertensi. Pada kasus seperti itu, biasanya pembuluh darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba, misalnya karena konsumsi makanan atau faktor emosional (Adib, 2009:164).
4.      Merokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembulu darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis
5.      Genetik/ faktor keturunan
Stroke juga bisa disebabkan oleh keturunan atau diturunkan secara genetik, dan itu berarti stroke bisa diwariskan kepada generasi berikutnya. Dengan demikian, ada kemungkinan seseorang yang terkena penyakit stroke akan meningkat jika ada kakak atau adik yang menderita penyakit yang disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak tersebut (Adib, 2009:168—169).
6.      Obesitas
7.      Kurang olahraga
8.      suku bangsa (Negro/Spanyol)
9.      Jenis kelamin (pria)
10.  dan penyalahgunaan obat-obatan (narkoba).
Selain faktor risiko mayor dan minor diatas, ada juga faktor lain yang bisa mengakibatkan serangan stroke, misalnya, penyakit sifilis, malaria otak, dan  penyakit darah yang menyebabkan kekentalan darah meningkat (Adib, 2009:177).
C.      Tanda dan gejala

Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada daerah dan luasnya daerah otak yang terkena.
  1. Pengaruh terhadap status mental
    • Tidak sadar : 30% -  40%
    • Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadar
  2. Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:
    • Hemiplegia kontralateral yang disertai hemianesthesia (30% - 80%)
    • Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35% - 50%)
    • Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%)
  3. Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:
    • hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai (30% -80%)
    • inkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung hemisfer mana yang terkena
  4. Daerah arteri serebri posterior
    • Nyeri spontan pada kepala
    • Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)
  5. Daerah vertebra basiler akan menimbulkan :
    • Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otak
    • Hemiplegia alternans atau tetraplegia
    • Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata, kesulitan menelan, emosi labil)
Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa :
  1. Stroke hemisfer kanan
    • Hemiparese sebelah kiri tubuh
    • Penilaian buruk
    • Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan
  2. Stroke hemisfer kiri
    • mengalami hemiparese kanan
    • perilaku lambat dan sangat berhati-hati
    • kelainan bidang pandang sebelah kanan
    • disfagia global
    • afasia
    • mudah frustasi

D.      Patofisiologi
1.    Trombosis ( penyakit trombo – oklusif)
Merupakan penyebab stroke yang paling sering. Arteriosclerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan penyebab umum stroke. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Bebrapa pasien mengalami pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. Secara umum trombosis serebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau hari.
Trombosis terjadi biasanya ada kaitannya dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada lapisan intima arteria besar. Bagian intima arteria serebri menjadi tipis dan berserabut. Sedangkan sel- sel ototnya menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat-tempat yang melengkung. Trombi jugs dikaitkan dengan tempat-tempat khusus tersebut. Pembuluh-pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut: arteria karotis interna, vertebralis bagian atas, dan basilaris bawah. Hilangnya inti akan membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan melepaskan enzim, adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi. Sumbatan fibrinotrombosit dapat terlepas dan membentuk emboli atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan tersmbat dengan sempurna.
2.    Embolisme
Embolisme cerebri termasuk urutan kedua dari berbagai penyebab utama stroke. Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis. Kebanyakan emboli cerebri berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit jantung. Meskipun lebih jarang terjadi, embolus juga mungkin berasal dari plak ateromatosa sinus karotikus atau arteria karotis interna. Setiap bagian otak dapat mengalami embolisme, tetapi embolus biasanya akan menyumbat bagian-bagian yang sempit. Tempat yang paling sering terserang embolus cerebri adalah arteria cerebri media, terutama bagian atas.
3.    Perdarahan cerebri
Perdarahan cerebri tetrmasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus GPDO (Gangguan Pembuluh Darah Otak) dan merupakan sepersepuluh dari semua kasus penyakit ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri. Ekstravasasi darah terjadi di darah otak dan atau subaraknoid, sehingga jaringan yang terletak didekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteria di sekitar perdarahan. Bekuan darah yang semula lunak menyerupai selai merah akhirnya akan larut dan mengecil. Dipandang dari sudut histologis otak yang terletak di sekitar tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis. Karena kerja enzim – enzim akan  terjadi proses pencairan, sehingga terbentuk suatu rongga. Setelah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan terganti oleh astrosit dan kapiler – kapiler baru sehingga terbentuk jalinan disekitar rongga tadi.  Akhirnya rongga terisi oleh serabut – serabut astroglia yang mengalami poliferasi. Perdarahan subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya suatu aneurisme. Hipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan ruptur. Sering terdapat lebih dari satu aneurisme.
E.       Diagnosis,
Pada diagnosis penyakit serebrovaskuler maka tindakan arteriografi adalah esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan. CT Scan dan MRI merupakan sarana diagnosis yang berharga untuk menunjukkan adanya hematoma, infark atau perdarahan. EEG dapat membantu dalam menentukan lokasi, pemeriksaan darah rutin, kimia darah, Ro Thorax.
F.       Komplikasi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002) komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke adalah :
1.      Hipoksia serebral, diminimalkan dengan member oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak bergatung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
2.      Penurunan aliran serebral, bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan visikositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan hipoensi ekstrim perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3.      Embolis serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan perhentian trobus local. Selain itu disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.
Sedangkan menurut Laila Henderson (2002) komplikasi yang dapat terjadi pada    penyakit stroke antara lain :
1.      Dikubitus
Bagian yang mengalami memar adalah pantat, pinggul, sendi kaki dan tumit. Bila memar tidak dirawat bisa terinfeksi  keaddan ini lebih buruk bila pasien stroke di biarkan teerbaring dtempat tidur yang basah.
2.      Bekuan darah
Bekuan darah mudah terbentuk dalam kaki yang lumpuh selain dapat menyebabkan penyimpanan cairan yang tidak nyaman dan pembengkakan yang mengganggu, bekuan darah juga mengakibatkan embolisme paru-paru. Keadaan ini bisa menyebabkan sulit bernapas.
3.      Pneumonia
Radang paru-paru disertai eksudasi dan konsolidasi. Pada pasien stroke mungkin tidak akan bisa batuk atau menelan dengan sempurna, menyebabkan cairan terkumpul di paru-paru.
4.      Shock
Stroke dapat menyebabkan kecemasan dan ketidak yakinan pada semua orang yang terlibat.
5.      Nyeri pundak dan subluxation (dislokasi sebagian)
Kekuatan otot menurun dan tidak seimbang

G.      Pengkajian fokus
Pada klien dengan stroke , data yang dapat dikumpulkan meliputi:
Ø Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status, serta diagnosa medis.
Ø Pengkajian primer
Yaitu pengkajian yang diantaranya meliputi: airway, breathing, dan circulation
Ø Pengkajian sekunder, meliputi:
·         Keluahan utama
·         Riwayat kesehatanpasien
a.     Riwayat kesehatan sekarang
b.    Kesehatan masa lalu
c.     Riwayat kesehatan keluarga
·         Pemeriksaan fisik antara lain :
1.    Keadaan umum pasien
2.    Data sistemik : Sistem repirasi, system persepsi sensor, system kardiovaskuler, Sistem syaraf pusat, system gastrointestinal, system muskuluskeletal, system integument,system perkemihan

·         Pola kebutuhan sehari – hari
a.     Pola nutrisi
b.    Kebutuhan oksigenasi
c.     Cairan elektrolit
d.    Pola eliminasi
e.     Pola aktivitas
·         Data penunjang : GDS, SGPT, SGOT, kretinin, kolesterol total, hasil CTscan,asam urat,trigleserit, LDH,
·         Psikososiobudaya dan sepiritual : psikologi, sosial, budaya, spiritual

H.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang diagnostik yang dapat dilakukaan antara lain :
1.    Laboratorium untuk mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektreolit, kolesterolo, dan bila perlu analisa gas darah dan gula darah.
2.    CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark.
3.    MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya struktur otak
4.    Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembulu darah yang terganggu.
I.         Penatalaksanaan medis
 Komang dkk (2010: 10) menjelaskan bahwa secara umum pelaksanaan medis pada pasien stroke yaitu :
Secepatnya pada terapeutik window (waktu dari serangan hingga mendapatkan pengobatan maksimal). Terapeutik window ini ada tiga konsensus:
1.         Konsensus Amerika: 6 jam
2.         Konsensus Eropa: 1,5 jam
3.         Konsensus Asia: 12 jam
·                     Prinsip pengobatan pada terapeutik window meliputi:
1.    Jaringan penubra ada aliran lagi sehingga jaringan penubra tidak menjadi iskemik.
2.    Meminimalisir jaringan iskemik yang terjadi.

·      Terapi umum
Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut:
1.   Menstabilkan tanda – tanda vital
a. Mempertahankan saluran napas (sering melakukan penghisapan yang dalam, O2, trakeostomi, pasang alat bantu pernapasan bila batang otak terkena).
b.   Kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing-masing individu termasuk usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun hipertensi.
2.     Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung
3.     Merawat kandung kemih
Sedapat mungkin tidak memasang kateter; cara ini telah diganti dengan keteterisasi “keluar – masuk” setiap 4 – 6 jam.
4.                              Menempatkan posisi pasien dengan baik secepat mungkin
a.    Pasien harus dibalik setiap jam dan latihan gerakan pasif setiap 2 jam.
b.   Dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif penuh sebanyak 50 kali per hari; tindakan ini perlu untuk mencegah tekanan pada daerah tertentu dan untuk mencegah kontraktur (terutama pada bahu, siku dan mata kaki).
·      Terapi khusus
Ditujukan untuk stroke pada terapeutik window dengan obat anti agregasi dan neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin, low heparin:
1.         Pentoxifilin
Mempuyai 3 cara kerja:
a.     Sebagai anti agregasi       menghancurkan thrombus
b.    Meningkatkan deformalitas eritrosit
c.     Memperbaiki sirkulasi intraserebral
2.         Neuroprotektan
a.    Piracetam: menstabilkan membrane sel neuron, ex: neotropil.
Cara kerja dengan menaikkan CAMP ATP dan meningkatkan sintesis glikogen.
b.    Nemodipin
Gol. Ca antagonis yang merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel, ex: nimotup.
Cara kerja dengan merintangi  masuknya Ca+ ke dalam sel dan memperbaiki perfusi jaringan otak.
c.    Citicholin
Mencegah kerusakan sel otak, ex: Nicholin.
Cara kerja dengan menurunkan free faty acid, menurunkan generasi radikal bebas dan biosintesa lesitin.
d.   Ekstrax gingkobiloba, ex: Ginkan.
3.    Pengobatan konservatif
Pada percobaan vasodilator mampu meningkatkan aliran darah otak (ADO), tetapi belum terbukti pada tubuh manusia. Dilator yang efektif untuk pembuluh di tempat lain ternyata sedikit sekali efeknya bahkan tidak ada efek sama sekali pada pembuluh darah serebral, terutama bila diberikan secara oral (asam nikotinat, tolazolin, papaverin, dan sebagainya).
4.    Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki peredaran darah otak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernapasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.
5.     Penatalaksanaan yang lebih spesifik dengan jenis strokenya berupa :
·      Stroke non hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trmbolisis, anti koagulan, Obat hemoragik.
·      Struk hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan  Pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi.
J.        Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1.    Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot.
2.    Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
3.    Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
4.    Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
5.    Ketidakefektiafan  perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya perdarahan, oedema atau oklusi pembulu darah serebral.

                                         DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami & Menghindari Hipertensi Jantung & Stroke. Yogyakarta:Dianloka Pustaka.

Adiati, Tingka dkk. 2010. 171 Tanya Jawab Tentang Stroke. Jakarta:PT Gramedia.

Henderson, Leila. 2002. Stroke Panduan Perawat. Jakarta: Arcan (judul asli stroke survival guide diterjemahkan oleh Indriani).

Soeparman. 2004. Panduan Senam Stroke. Jakarta:Puspa Swara.

Sangging, Komang Swadhana dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Ny. “S” dengan Stroke Non Hemorragie di Ruang Icu RSUD Kota Salatiga. Yogyakarta: tidak diterbitkan.

NANDA International. 2011. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009—2011. E/4. T. Heather Herdman (Ed). Jakarta: EGC (judul asli “Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2009—20011”  diterjemahkan oleh Made Sumarwati dkk).

Nursing Outcomes Classification (NOC): Fourth Edition. 2008. Soe Moorhead dkk (Ed). By: Mosby Elsevier.

Nursing Interventions Classification (NIC): Fourth Edition. 2004. Joanne McCloskey Dochterman dan Gloria M. Bulechek (Ed). By: Mosby Elsevier.

Sumber Acuan Lain:
http://askepasbid.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-stroke.html. Diakses pada hari selasa, 06 Juni 2011. Pukul 19.35 WIB.

http://www.espromedical.com/id/berita-dan-acara/stroke.html. Diakses pada hari selasa, 06 Juni  2011. Pukul 19.40 WIB.

http://kedokteran-febrian.blogspot.com/2009/02/patofisiologi-dan-diagnosis-stroke.html. Diakses pada hari Selasa, 06 Juni 2011. Pukul 20.00 WIB.


3 komentar:

  1. terimakasih untuk informasinya..
    ini sangat membantu, silahkan kunjungi artikel kami mengenai stroke > http://alwi.my.id/

    BalasHapus
  2. thanks gan informasinya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi juga OBAT STROKE ALAMI DENGAN 100% EKSTRAK DAUN PEGAGAN

    BalasHapus
  3. Сustomers are always looking for one more - Titanium
    Сustomers are always ford escape titanium for sale looking for one more - Titanium - TITanium-Arches.com. columbia titanium jacket Сustomers are always looking for titanium wood stoves one more - Titanium-Arches.com. Сustomers are always looking for one more - titanium bracelet Titanium-Arches.com. titanium wallet

    BalasHapus